MENU

Minggu, 18 Juli 2010

REMAJA TELAGA MUDA (IRTAMA) TOUR TO JOGJA

GENUK - Hari ini Ikatan Remaja Telaga muda atau IRTAMA mengadakan acara besar dan syukuran dalam rangka HUT Ke 13 kelompok pemuda pemudi ini. Irtama merupakan arah baru dalam membangun keakraban sesama pemuda dilingkungannya.
Organisasi kepemudaan ini beranggotakan dari 3 rt setempat yang terletak di RW ^ wilayah kelurahan Banjardowo.
Pada kali ini mereka mengadakan Tour to Jogja. Acara ini terslengara berkat kerjasama pihak masyarakat dan pemuda pada umumnya.
Ketua panitia Badrus Zaman mengatakn bahwa acara ini sebagai ajang mempererat tali keakraban dan kekeluargaan sesama anggota. Sedangkan tour ke Jogja merupakan inisiatif dari kesepakatan bersama. (lukni)

Minggu, 13 Juni 2010

MEMBINGKAI MUSEUM KOTA SEMARANG


Oleh: Lukni Maulana *


Semarang merupakan ibu kota bagi Jawa Tengah dengan beragam potensi industri pada wilayah perdagangan dan jasa. Tidak dipungkiri juga kota Semarang memiliki berbagai macam potensi lain diantaranya sektor pariwisata. Terdapat berbagai macam tempat yang menarik untuk dikunjungi diantaranya Tugu Muda sebagai ikon kota, Gereja Bleduk, Gedung Batu, dan Makam Ki Ageng Pandanaran.

Keberadaan sektor pariwisata sangat menjanjikan bagi perkembangan kota, daerah startegis yang menjadi lalu-lalang perdagangan. Maka perlu menilik kembali potensi yang terkandung didalamnya. Pada sektor pariwisata yang lainnya, memiliki wisata alam dan wisata bahari.

Wisata alam dapat dilihat dari perkembangan tata rung kota seperti Kebun Binatang Bombin Mangkang dan Guo Kreo dengan keindahan alam pegunungan dan keunikan kera yang bebas berlari. Pada sektor wisata bahari memiliki Pantai Maron dan Pantai Marina dengan Puri Maerokoco. Maka pada sektor bahari dan alam ini memerlukan konstruksi baru sebagai tempat wisata yang mengasyikan dan dapat menjadi aset daerah yang berharga.

Namun pada satu sisi ada sektor yang belum mengalami optimalisasi seperti museum di kota Semarang. Padahal museum merupakan aset daerah dan dapat dioptimalkan sebagai tempat kunjungan pariwisata.

Sebagai bagian dari aset daerah dan tempat pariwisata, penulis berharap agar pemerintah kota khusunya Dinas Pariwisata dapat konsisten dengan brand merk terhadap optimalisasi museum kota yang dapat dirancang sebagai kekayaan budaya daerah.


Potensi yang terlupakan

Setiap kali mendengar kata museum, terlintas dipikiran kita adalah bangunan kuno dengan berbagai macam peningalan masa lalu. Kota Semarang memiliki berbagai macam bangunan kuno dan berbagai macam peninggalan masa lalu dan hal itu memungkinakan kota Semarang menjadi kota yang memiliki peradaban tinggi. Bangunan kuno tersebut terletak diberbagai kawasan di kota Semarang seperti bangunan Kota Lama, Lawang Sewu dan Klenteng. Ada berbagai macam museum masih berdiri, sebut saja Museum Ronggowarsito, Museum Nyonya Meneer, Museum Akademi Polisi, Museum Mandala Bhakti dan Museum Rekor Muri Indonesia.

Namun jika mendengar kata museum masyarakat sudah enggan menerimanya, masyarakat lebih tertarik jika berpariwisata di tempat seperti wisata alam dan wisata bahari. Animo masyarakat terhadap museum sangat rendah, karena menganggap museum adalah bangunan kuno dan tidak menghibur.

Hal ini memicu sebuah anggapan bahwa masyarakat sudah tidak lagi menghargai khasanah budaya sendiri. Museum hanya sebagai gudang penyimpanan barang yang tidak bernilai. Padahal jika kita lebih dewasa dalam berfikir, dari museum akan menemukan hal-hal baru yang lebih bermanfaat.

Tentu sangat ironis sekali, jika kita melupakan aset daerah dan sudah tidak menghargai peningalan masa lalu yang sebenarnya memiliki nilai historis yang tinggi. Pada akhirnya museum menjadi potensi yang terlupakan, ada berbagai macam ketidakmampuan dalam memaksimalkan potensi tersebut. Inilah bukti bagaimana pemerintah dan masyarakat sudah lemah dalam menjaga, merawat dan mengakomodir demi kepentingan bersama.

Maka akan muncul pertanyaan; mengapa masyarakat sudah tidak lagi tertarik pada museum dan bagaimana peran pemerintah daerah dalam mengupayakan pengembangan aset daerah?.

Dari hal ini diperlukan solusi alternatif dan startegi dalam mengembangkan aset daerah sebagai daya tarik kota dan dapat menarik para wisatawan domestik maupun asing dan pada khusunya masyarakat kota Semarang sendiri. Pengembangan ini dilakukan sebagai sebuah harapan dimana masyarakat menyadari akan khasanah budaya daerah dan pemerintah komitmen dalam menjaga aset daerah.

Upaya sosialisasi dan paket wisata menjadi langkah awal mempromosikan museum sebagai tujuan wisata. Dari sini peran serta pihak swasta yakni biro perjalanan wisata sebagai subusaha jasa sangat berperan vital dalam membantu pengembangan dan pengenalan museum.

Peran pemerintah dapat mengemas museum memiliki nilai jual tinggi dengan merevitalisasi pengembangan museum menjadi tempat yang menghibur, sosialisasi dan pengenalan bahwa museum memiliki nilai seni dan budaya yang historisnya menjadi salah satu obyek wisata. Sedangkan masyarakat juga turut berpartisipasi menjadikan museum sebagai tempat belajar dan kunjungan wisata pendidikan yang dapat memberikan pembelajaran yang lebih bermakna.


Rumah pendidikan

Mari kita tilik saudara terdekat kita tepatnya di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki berbagai tempat budaya, pendidikan, pariwisata dan rumah pintar. Rumah pintar di Yogya memberikan seluas-luasnya tentang berbagai macam informasi ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu kunjungan wisata. Berpijak dari sinilah sebagai upaya pengembangan museum di kota Semarang dapat dijadikan sebagai rumah pendidikan.

Startegi yang diterapkan dalam mengoptimalkan museum sebagai rumah pendidikan yaitu pemberdayaan dan pendampingan kegiatan pembelajaran dengan berbagai program layanan semisal melalui little and happy class (kemandirian dan kemampuan) untuk layanan pendidikan anak. Sedangkan program layanan lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan seperti tempat training, kegiatan keterampilan dan kesenian.

Dalam hal ini museum dan rumah pendidikan mengajarkan betapa pentingnya sejarah bagi generasi bangsa ini. Melestarikan peninggalan sejarah dengan cara mengajak anak-anak atau siswa mengunjungi museum, mereka akan tahu peninggalan sejarah. Dengan mempelajari sejarah dapat memupuk solidaritas dan kesatuan bangsa. Museum dan rumah pendidikan merupakan perpaduan idealitas yang saling menunjang dan dapat memberikan layanan pendidikan dimana pendidikan sejarah yang sudah mulai luntur.

Hal ini juga memperlukan partisipasi dari berbagai pihak, pengelola museum mengadakan pameran dan sosialisasi ke masyarakat terutama ke sekolah-sekolah dengan mengadakan penyuluhan. Sedangkan dari Dinas Pariwisata dapat mengembangkan musum menjadi kawasan pariwisata dan pendidikan, berusaha berkerja sama dengan para investor untuk dapat mengoptimalkan strukturisasi pengelolaan museum.

Suatu program yang baik tidak akan dapat terlaksana dengan baik pula apabila tidak ada kerja sama yang sehat dari berbagai kalanggan, terutama menumbuh kembangakan khasanah warisan budaya dan pendidikan. Untuk itu baik masyarakat, pemerintah, pengelola museum dan dari berbagai lembaga-lembaga yang terkait diharapkan dapat berparitispasi dan mendukung sepenuhnya dengan hadirnya museum berbasis rumah pendidikan.



* Lukni Maulana

Pengurus HMI Wilayah Jawa Tengah (081225761827)